Fortius HRIS

Gelombang PHK Makin Menggila, 280.000 Pekerja Terancam!

Akhir-akhir ini, kita sering banget dengar berita soal PHK. Gak cuma dari berita, tapi juga dari ngobrol sama temen—temen yang baru aja kehilangan kerja, saudara yang tiba-tiba dirumahkan, atau kenalan yang mulai panik karena kantornya lagi “ngurangin pegawai besar-besaran.” Dan ini bukan cuma perasaan aja, faktanya lebih dari 77.000 orang di Indonesia kehilangan kerja di 2024, dan angka PHK itu terus naik di 2025.

Gelombang PHK ini kerasa banget, gak cuma di satu kota atau bidang kerja aja. Ini bukan cuma soal data atau grafik ekonomi, tapi soal hidup banyak orang, soal ketidakpastian masa depan yang bisa terjadi ke siapa aja. Di tengah kondisi ekonomi yang makin sulit, penting banget buat kita mikir lebih dalam sebenernya apa sih yang lagi terjadi? Yuk Baca sampai akhir.

Gelombang PHK di Indonesia: Situasi yang Perlu Diwaspadai

Angka PHK mulai meningkat sejak masa pandemi. Tapi kondisi di 2024 dan 2025 ini jauh berbeda dan lebih berat. Jumlah pekerja yang terkena PHK melonjak cukup signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya yang juga penuh tantangan.

Menurut data resmi, jumlah pekerja yang di PHK pada 2024 mencapai 77.965 orang, naik sekitar 20% dibanding tahun sebelumnya. Artinya, Ini bukan cuma fluktuasi ekonomi biasa, tapi pertanda kalau dunia kerja di Indonesia sedang mengalami perubahan besar dan situasi yang makin tidak stabil.

Masuk ke 2025, keadaan belum begitu membaik, bahkan makin sulit. Baru berjalan setengah tahun, laporan sudah menunjukkan angka PHK yang semakin meningkat. Banyak perusahaan kesulitan menjaga operasionalnya, sampai akhirnya harus mengambil keputusan sulit untuk mengurangi karyawan.

Angka PHK Nggak Bisa Dianggap Remeh

Bulan Mei 2025, sudah ada 26.455 orang yang resmi kehilangan pekerjaan. Tapi kalau lihat data dari BPJS Ketenagakerjaan, kondisinya bahkan lebih serius. Dalam tiga bulan pertama tahun ini, Januari sampai Maret ada 73.992 pekerja yang tercatat kehilangan pekerjaan. Itu artinya, dalam tiga bulan aja, angka PHK hampir menyamai total setahun penuh di beberapa tahun sebelumnya.

Dengan laju kayak gini, para analis memprediksi jumlah total angka PHK di 2025 bisa tembus 280.000 orang. Ini jelas bikin banyak pihak waspada. Soalnya, kalau ratusan ribu orang kehilangan pekerjaan, dampaknya nggak cuma soal naiknya angka pengangguran. Tapi juga bikin daya beli turun, konsumsi rumah tangga melemah, dan ujung-ujungnya bisa ngerem pertumbuhan ekonomi nasional.

Daerah dengan PHK Terbanyak: Siapa yang Kena Dampak PHK Paling Besar?

Dari data Kementerian Ketenagakerjaan, tiga provinsi dengan jumlah PHK tertinggi pada 2024 adalah:

1. DKI Jakarta : 17.085 pekerja

2. Jawa Tengah: 13.130 pekerja

3. Banten : 13.042 pekerja

Wajar kalau ketiganya terdampak PHK cukup besar, karena wilayah-wilayah ini memang jadi pusat aktivitas industri dan bisnis. Jakarta dikenal sebagai pusat keuangan dan kantor-kantor besar, Jawa Tengah punya banyak pabrik garmen dan manufaktur, sementara Banten jadi rumah bagi kawasan industri besar seperti Cilegon dan Tangerang.

Yang sering luput dari perhatian, gelombang PHK ini nggak cuma menimpa pekerja di sektor informal atau buruh lapangan. Banyak juga karyawan level menengah yang ikut terdampak PHK mulai dari staf kantor sampai pegawai retail dan logistik. Jadi, ini bukan soal jenis pekerjaan atau posisi, semua bisa kena.

Faktor Penyebab Gelombang PHK: Dari Global sampai Lokal

Gelombang PHK yang terjadi belakangan ini disebabkan oleh banyak faktor baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri sendiri. Salah satu yang paling berpengaruh adalah turunnya permintaan ekspor, terutama dari negara-negara besar seperti Amerika dan Eropa yang lagi melambat ekonominya. Industri yang bergantung pada ekspor seperti tekstil, elektronik, dan garmen langsung kena imbas.

Selain itu, ada juga Faktor PHK yang lain nya seperti memindahkan operasional ke negara lain seperti Vietnam atau Bangladesh karena biaya produksinya lebih murah. Buat mereka, ini langkah efisiensi. Tapi buat ribuan pekerja di Indonesia, itu berarti kehilangan pekerjaan. Di sisi lain, kenaikan UMR/UMK di beberapa daerah juga bikin pengusaha mikir dua kali buat nambah tenaga kerja. Banyak yang akhirnya justru memilih efisiensi dibanding ekspansi.

Faktor PHK lain yang nggak kalah besar pengaruhnya adalah digitalisasi dan otomatisasi. Semakin banyak pekerjaan manual yang digantikan teknologi, dan ini terjadi hampir di semua sektor. Ditambah lagi tekanan inflasi dan daya beli yang melemah, sektor perdagangan dan jasa pun ikut terdampak. Dan buat banyak bisnis kecil dan menengah yang belum punya diversifikasi produk atau pasar, satu guncangan aja bisa bikin mereka kesulitan bertahan.

Karyawan yang terkena gelombang PHK (Sumber: Freepik)

Saatnya Bersiap untuk Ekonomi yang Berubah

PHK besar-besaran yang terjadi belakangan ini bukan sekadar soal kehilangan pekerjaan. Ini jadi tanda kalau arah ekonomi sedang berubah cepat, dan kita semua perlu siap-siap. Dunia kerja makin gesit, dan konsep “kerja aman sampai pensiun” makin sulit dijamin. Tapi bukan berarti kita harus panik.

Buat para pekerja, sekarang momen yang pas buat upgrade skill, coba hal baru dan mulai lirik sektor-sektor yang justru lagi tumbuh. Sementara buat pelaku usaha, penting banget buat mulai lebih adaptif dan inovatif, supaya bisnis bisa lebih tahan banting di tengah situasi yang nggak pasti. Dan buat kita semua, ini saatnya refleksi. Soalnya, di balik setiap krisis, selalu ada peluang buat berubah dan tumbuh. Bisa jadi, kita nggak akan bertahan dengan cara lama. Tapi dengan cara yang lebih relevan, lebih tanggap, dan lebih sesuai dengan zaman sekarang. Siapa yang cepat beradaptasi, dia yang punya peluang lebih besar buat terus maju.

Kalau kamu suka artikel kayak gini, di Fortius HRIS Blog masih banyak yang nggak kalah menarik. Yuk, lanjut baca di sana!

Terkait

Telat Masuk Langsung Potong Gaji? Ini Kata Undang-Undang
Read More
v2
Read More
Coretax: Solusi Pajak Digital atau Justru Bikin Pusing?
Read More
WhatsApp

Thank You

Please check your email for further information and we will contact you soon through your registered number. Looking forward talking to you.